Jumat, 19 Juni 2009

Keteladanan Nabi


KETELADANAN ROSULULLOH Shollalloohu’alaihiwasallam

Kita harus selalu meningkat dalam bersyukur kita kepada Alloh, karena hanya dengan fadlol dan rahmat-Nya kita dijadikan sebagai ummat Kakasih-Nya Nabi Muhammad Rasululloh (Shollallohu ‘alaihi wasallam) tanpa adanya permohonan sebelumnya;

Rosululloh (Shollallohu ‘alaihi wasallam) adalah satu-satunya pemimpin bangsa/ummat yang dibilang paling sakses dalam pelaksanaan tugas mulianya yaitu membangun jiwa dan moral ummat manusia. Modal utama Beliau dari segi lahiriyah adalah “Keteladanan” yang tampak di segala bidang, baik lahiriyah maupun batiniyahnya;

Kita berkeyakinan bahwa fungsi Rasululloh (Shollallohu ‘alaihi wasallam) diutus tidak hanya sebatas sebagai pembawa dan penyalur amanat Risalah saja. Melainkan Beliau (Shollallohu ‘alaihi wasallam) diamanati berbagai macam tugas yang berat namun mulia ‘INDALLOH Kalau dicermati mayoritas tugas dan fungsi Beliau tidak untuk pribadi dan keluarga-nya, melainkan untuk mengentaskan ummatnya dari jurang kenistaan kepada keselamatan dan kebaha-giaan. Sehingga apapun yang diperoleh dan dilakukan oleh Beliau sebagai keteladanan yang patut bahkan harus diteladani dan diikuti oleh seluruh ummatnya. Di sini akan disinggung sebagian dari keteladanan Beliau (Shollallohu ‘alaihi wasallam) antara lain :

1. Sebagai Pembawa Rahmat Bagi Seluruh Ummat;

= Firman Alloh Ta’ala : “Dan tiada AKU mengutus Engkau Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam” (21-Al-Anbiya:107)

Sehubungan dengan fungsi Beliau (Shollallohu ‘alaihi wasallam) sebagai pem-bawa rahmat bagi seluruh ummat, maka da’wah, perhatian dan kepedulian Beliaupun ditujukan kepada seluruh ummat (‘alamiin). Tanpa pandang bulu;

2. Sebagai pengentas ummat dari kegelapan syirik menuju cahaya kesadaran kepada Alloh.

Firman Alloh : Alif Lam Roo. (Ini adalah) kitab yang kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari kagelapan (kufur/syirik) ke arah cahaya terang benderang (islam/iman) dengan idzin Tuhan mereka (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji” (Q.S. 14 Ibrahim : 1)

Karena pengentasan ummat dari lembah kemusyrikan adalah termasuk hal yang sangat prinsip maka yang Belaiu usahakan/perjuangkan pertama kali adalah menanamkan ketauhidan kepada Alloh Yang Maha Esa (Kesadaran BILLAH) sebelum memberikan aturan syari’at islamiyah;

3. Sebagai Pembawa tatanan hidup yang benar dan diridloi oleh Alloh (syari’at Islamiyah) yang harus ditaati oleh ummatnya;

Firman Alloh : “Dan apa yang diberikan Rosul kepadamu maka terimalah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; ….” (Q.S. 59 Al-Hasyr : 7)

4. Sebagai Panutan / teladan bagi ummatnya dalam segala bidang kebaikan; baik yang berhubungan dengan Allah (Hablun minalloh) maupun yang berhubungan dengan sesama manusia (Hablun minan-nas) bahkan dengan sesama makhluk; Firman Alloh :
Sesungguhnya terdapat pada diri Rosululloh suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Alloh dan (kebahagiaan) di hari akhir dan dia banyak berdzikir kepada Alloh” (Q.S. 33 Al-Ahzab : 21)

5. Sebagai penuntun/pembimbing akhlaqul-karimah (prilaku yang terpuji) bagi ummat;

Firman Alloh : “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pakerti yang agung “ (Q.S. 68 Al-Qolam : 4)

Sabda Nabi : “Aku diutus untuk menyempurnakan budi pakerti yang mulia” (H.R. Thabrani dari Jabir, dan Ahmad dari Mu’adz bin Jabal)

Sebagai pembimbing akhlaqul karimah Beliau sangat / lebih mempedulikan urusan ummatnya baik dengan usaha lahiriyah maupun do’a-do’anya;
Sebagai Perantara/jembatan bagi ummatnya untuk menuju kesadaran kepada Alloh Ta’ala dan keselamatan/kebahagian bagi mereka baik di dunia lebih-lebih di akhirat kelak. Oleh karena itu ummatnya diwajibkan mentaati aturan Beliau dalam pelaksanaan taatnya kepada Alloh; mendekatkan diri dan mencintai Beliau (Shollallohu ‘alaihi wasallam) dengan semurni-murninya; Perhatikan sabda Beliau (Shollallohu ‘alaihi wasallam) : “Tidaklah sempurna iman salah satu dari kamu sekalian sehingga Aku lebih dicintai dari pada diri-nya sendiri, hartanya dan manusia semuanya”. (H. Riwayat Bukhari, Muslim, Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Anas).
6. Pemberi syafa’at dan jasa yang teristimewa bagi ummatnya baik di dunia maupun di hari kiamat kelak, bahkan bagi seluruh ummat manusia; yang dinamakan “Syafa’atul ‘Udhmaa”.

Sumber : http://psw-pusat.blogspot.com/2007/04/09-dalam-proses.html

1 komentar:

Anonim mengatakan...

baguss...
teruss makarYo,,